How to be a Good Trainer
Special
Preparation?
Selain
materinya sendiri, kamu sebaiknya sudah memiliki;
Awareness. Kepekaan. Peka kalau ada yang tidak
mendengarkan, asyik ngobrol sendiri. Atau ketika dia bertanya, apakah dia
mengetes atau benar bertanya? Manage
dengan asyik tapi tegas. Misal, managing
small talks dengan menimpali dengan candaan agar suasana cair dan audiens
fokus kembali.
Games. Materi berjam-jam non stop pasti membuat audiens
mengantuk. Buat games sederhana
semisal Name-Walk-Jump yang seru tapi
tidak membutuhkan perangkat tambahan. Jangan lupa sesuaika dengan jumlah pesert
dan perbandingannya dengan rungan. Jika peserta sulit untuk diposisikan
berdiri, coba game lain seperti pijat
punggung teman kanan kiri.
Games
unik yang ala kamu banget, jarang
digunakan orang, kedepannya bisa jadi signature
dan trade mark kamu loh. Dan games yang sebaiknya dilakukan di awal
pemberian materi adalah games dengan
pesan tersembunyi menunjukkan ‘Who’s the boss’. Dengan memberikan
perintah/instruksi sepanjang permainan, audiens akan lebih mudah menuruti
tindakan saat training.
Research
and Background Preparation
Why do you
want to be a good trainer? Ingin bisa berbicara lebih
baik di depan umum? Ingin melatih orang lebih baik lagi? Pikir dan camkan itu
dalam pikiranmu sebagai penyemangat sekaligus energi yang luar biasa!
Why do you
give the training vs What is the brief. Luruskan niat dan pikirkan kembali.
What you
want audience to remember vs How do you want them to remember. Sederhana, efisien, jangan
bertele-tele. Cari mekanisme yang tepat dan sesuai dengan materi.
Orang lebih mudah mengingat moment daripada materi. Buat sebuah momen kecil yang unik pada materi terpenting dari
yang kamu bawakan agar mereka lebih ingat.
Is that
all?
Flexible to
whatever kind of audience. Sesuaikan sikap dan ekspresi yang pas dengan konteks
keadaan. Siapkan beribu topeng ekspresi dan gunakan dalam menghadapi
audiens-mu, jangan terlalu kaku.
Communication
is the hardest thing but most important here. Latih dan latih, modal dalam training ataupun public speaking adalah komunikasi yang baik.
When you’re
doing good, it’s okay. But if you can make people as great or even greater than
you, then it’s great of you. Banyak orang hebat tapi
kehebatannya hanya untuk dirinya sendiri.
The more you
use technology, the better credibility to look. So,
improve your method!
Materinya?
Learning
Cycle:
- Awareness (Lecturing)
- Understanding (Explore/Interaction) : Target kita.
- Skill Transfer (Role model/Practice)
- Mastery
- Softskills: Contoh, komunikasi dan empati. Pengasahannya jangka panjang.
- Hardskills: Contoh, ilmu-ilmu eksakta.
Bagaimanapun, setelah di awal maka
atensi audiens pun akan sedikit demi sedikit berkurang. Kata-kata penutup
seperti ‘Akhirnya…’ ‘Yak, selesai sudah…’ akan memberikan lonjakan atensi kecil
yang kedua. Isi dengan kesimpulan singkat dan penutup yang menggugah atau sederhana
tapi melekat.
Bore-dome
Laps:
Approximately 30mins-1hour. Lalu bagaimana? Setiap setengah jam hingga satu jam,
berikan penyegar! Bisa berupa games sederhana seperti yang sudah
disiapkan di awal, atau ice breaking
lainnya. Dengan begitu, fokus mereka akan terjaga.
Prepare!
Prepare! Prepare! Rehearse! Rehearse! Rehearse! As if you’ll be asked by the most clever person. Explain as
if you explain to the most stupid person.
Teknisnya?
Ketika
bertanya pada audiens mengenai suatu permasalahan, jangan puas dengan satu jawaban. Ambil 2 atau 3, karena kadang
terselip jawaban keren di dalamnya.
Ada 3 alasan dalam menyebut nama orang (di
audiens) saat kita sedang tampil. Pertama ketika ia sudah tak fokus, kedua bila
ia tak mengerti, atau ketiga, memfokuskan kembali perhatian audiens di ruangan.
Jam
terbang itu penting. Jika tak bisa, setidaknya banyak-banyaklah berlatih.
Tahukah
kamu, justru audiens yang susahlah yang
membuatmu banyak belajar.
Coba berlatih bicara depan kaca, rekam. Apa
kamu mengerti bahasanmu sendiri? Jika ingn lebih riil, coba jelaskan ke
temanmu, dan tanya apa dia mengerti apa yang kamu jelaskan.
Ketika materinya motivational, beri contoh personal yang riil. Kalau tidak, nanti audiens
pun sulit membayangkannya. Perbanyak role
play.
Just be original. It’s okay to show
‘em you’re trying. So, good luck!